Sampah adalah salah satu permasalahan yang sejak dahulu menjadi bahan perdebatan yang
panjang, dari cara mengelola, mengurangi sampai membuat kebijakan; akan tetapi intervensi
tersebut tidak berdampak secara signifikan mengatasi permasalahan utama. Salah satu
permasalahan yang menjadi topik utama dalam artikel ini adalah sampah plastik. Plastik
merupakan limbah yang sulit terurai yang membutuhkan waktu yang lama, karena sifat yang
susah diurai inilah yang menjadikan permasalahan yang sangat crucial yang berdampak dan
mempunyai hubungan dengan pembuangan limbah plastik ke laut; Kenapa laut? Karena sudah
tidak ada tempat yang cukup untuk menampung sampah di daratan, maka dari itu laut salah satu
jawaban yang dianggap menjadi penyelesaian masalah dari limbah itu sendiri, padahal dalam hal
ini, itu bukan lah sebuah jawaban penyelesai masalah, sampah plastik yang dibuang ke laut tidak
semerta-merta hilang, sampah itu akan terombang-ambing yang dapat merusak ekosistem laut,
karena plastik yang terekspos oleh cahaya matahari, angin dan air akan mengurai menjadi
microplastic yang memiliki bentuk dan bau seperti makanan, yang nantinys akan dimakan oleh
ikan-ikan di laut. Menurut World Economic Forum tahun 2050 merupakan tahun yang dimana
populasi ikan laut akan lebih sedikit daripada sampah plastik yang ada di laut.
Limbah Medis di Tengah Pandemi Covid-19 Indonesia
Oleh Ilham Satria Wibawa (Dipo)
Pendahuluan
Sejak awal tahun 2020, pandemic COVID-19 telah merajalela dari kota Wuhan, China, hingga ke seluruh dunia. Hingga 16 Mei 2020, total kasus positif COVID-19 di dunia telah mencapai 4.425.485 kasus dengan 302.059 kematian di 215 negara. Sementara di Indonesia sendiri, kasus positif telah mencapai 17.025 kasus sedangkan korban meninggal mencapai 1.089 jiwa. Menghadapi pandemi ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan himbauan untuk menggunakan masker kepada masyarakat. Mulai dari WHO hingga Pemerintah Daerah kompak dalam menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker untuk aktifitas sehari – hari dan APD untuk orang yang berinteraksi dengan orang yang terjangkit COVID-19. Dengan adanya himbauan tersebut tentu akan meningkatkan produksi limbah dari penggunaan APD dan Masker. Hal ini seperti yang diungkapkan Sekretaris Jendral Perkumpulan Ahli Lingkungan (IESA) Dr. Lina Tri Mugi Astuti memperingatkan akan terjadi penambahan limbah infeksius di tengah pandemi COVID-19.
EFEK PEMBUANGAN SAMPAH KE LAUT
Berbicara mengenai permasalahan lingkungan tentu tidak akan ada habisnya, terutama yang disebabkan oleh timbulan sampah plastik. Pada era modern sekarang ini, gaya hidup orang modern cenderung memiliki ketergantungan terhadap barang berbahan dasar plastik. Alasan penggunaan barang berbahan dasar plastik dalam aspek kehidupan antara lain karena harganya yang lebih terjangkau, lebih tahan air daripada paperbag, dan juga dapat digunakan kembali. Namun tidak semua barang berbahan dasar plastic sejatinya dapat digunakan kembali, contohnya saja air minum dalam kemasan yang terbuat dari plastic. Penggunaan kemasan tersebut hanya boleh digunakan satu kali saja, lalu dibuang. Selain itu juga ada plastic-plastik pembungkus makanan yang hanya dapat digunakan sekali pakai. Plastic-plastik sekali pakai inilah yang kemudian menyebabkan timbulan sampah semakin menggunung.
MINIMASI LIMBAH
Beberapa tahun terakhir ini, Permasalahan sampah di Indonesia sudah menjadi permasalahan yang cukup sukar untuk dipecahkan. hal tersebut disebabkan oleh semakin bertambahnya penduduk di Indonesia yang tidak diikuti dengan sarana pelayanan publik terkait pengelolaan sampah yang kurang baik. Akibatnya, banyak sampah dari masyarakat yang menumpuk di tempat pembuangan akhir bahkan terdapat pula sampah milik masyarakat yang tidak diangkut oleh truk pengangkut sampah dan akhirnya terbengkalai. Juga dalam UU 18 tahun 2008 pasal 12 dijelaskan bahwa setiap orang berkewajiban dalam pengurangan dan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan.
IMPLEMENTASI PENGGOLONGAN SAMPAH
Masalah sampah memang tidak pernah habis. Tidak hanya di Indonesia, Permasalahan sampah menjadi persoalan serius di seluruh dunia. Berbagai pihak telah memberikan upaya demi upaya untuk mengatasi masalah ini mulai dari negara sampai individu individu. Ini juga akibat dari Produksi sampah yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk,pertumbuhan daya beli masyarakat, dan pola hidup masyarakat. Sampah ini pasti akan terus ada selama manusia memang masih membutuhkan barang barang yang pada fase terakhirnya akan menjadi sampah.